Kemudian Basuki mengatakan untuk menjamin keamanan, semua bangunan akan diaudit teknis kelayakannya khususnya bangunan pemerintah dan perumahan yang masih berdiri. “Tujuannya untuk menentukan masih layak atau tidak bangunan meskipun terlihat kasat mata sekilas masih bagus. Jika masih layak untuk digunakan, maka cukup direnovasi sedikit,” ujarnya.
Hasil audit akan menjadi data untuk program penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk mempercepat pemulihan ekonomi di Sulbar.
Lebih lanjut Basuki menyatakan juga akan memperbaiki jaringan irigasi yang rusak akibat gempa seperti irigasi Seka-Seka agar pertanian kembali berjalan normal. “Kita libatkan kontraktor BUMN Karya yang kebetulan sedang bekerja di Sulbar yakni PT. Waskita Karya, PT. Hutama Karya, dan PT. Brantas Abipraya,” ujarnya.
Untuk bergerak cepat melakukan penanganan tanggap darurat Menteri Basuki telah menunjuk Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II, Ditjen Bina Marga Thomas Setiabudi Aden sebagai komandan lapangan penanganan darurat bencana gempa di Sulbar yang akan mengkoordinir balai-balai teknis di lingkungan Kementerian PUPR di provinsi untuk melaksanakan penanganan tanggap darurat.