Wilayah itu di luar kota besar Atlanta. Berbatasan dengan negara bagian Tennessee. Dominasinya kulit putih. Kelas pekerja. Donald Trump menang mutlak di daerah ini.
Mereka membayangkan Trump akan menang lagi. Dan Greene bisa mendukung Trump di Washington DC.
Tema-tema kampanye Greene ketika itu memang khas tema kulit putih: pro kepemilikan senjata, anti aborsi dan takut ancaman komunis. Terutama tentang perlunya Republik (baca: kulit putih) mengendalikan negara.
Untuk meyakinkan pemilih bumbu-bumbu teori konspirasi dijejalkan saat kampanye. Greene gigih sekali. Bisa lima kali pidato sehari. Saat kampanye.
Sebagian pendukungnyi itu kini menyesalkannyi. Sebagian saja. Itu karena Greene sebenarnya orang luar daerah. Dia awalnya tinggal di pinggiran kota Atlanta. Membuka usaha gym. Bersama suami.
Di situ pula sebenarnya Greene akan maju sebagai caleg. Tapi tiba-tiba anggota DPR lama dari dapil 14 menyatakan tidak nyaleg lagi. Greene pun melihatnya sebagai peluang besar. Dia pindah dapil. Pindah pula rumah ke dapil itu.