indoposonline.id – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menghentikan bantuan militer kepada Arab Saudi dalam peperangan Yaman. AS mendesak perang sebagai medan konflik antara Arab Saudi dan Iran, segera diakhiri.
Selanjutnya, AS menunjuk diplomat senior Timothy Lenderking, sebagai utusan khusus untuk Yaman. Ia bertugas meningkatkan diplomasi AS untuk menyudahi perang Yaman. ”Perang melahirkan bencana kemanusiaan. Jadi, harus diakhiri,” tutur Presiden AS Joe Biden, kala berkunjung ke Kementerian Luar Negeri AS di Washington D.C.
Sebagai bentuk dukungan, Biden menegaskan komitmen dengan menyudahi seluruh dukungan terhadap serangan operasi dalam perang Yaman, termasuk penjualan senjata. ”Ini komitmen kami,” tegas Biden, seperti dilansir Reuters.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan Yaman mengalami krisis kemanusiaan terbesar dunia, dan jutaan penduduk mengalami kelaparan. ”Saat bersamaan, Arab Saudi menghadapi serangan rudal, serangan UAV (drone), dan ancaman lain dari pasukan kiriman Iran di berbagai negara. Kami akan terus mendukung dan membantu arab Saudi mempertahankan kedaulatan, integritas teritorial, dan rakyatnya,” ucap Biden.
Arab Saudi menyambut baik pernyataan Biden, terutama komitmen terhadap pertahanan negara dan mengatasi ancaman yang mengintainya. Koalisi Militer pimpinan Arab Saudi menyerbu Yaman pada 2015. Iitu dilakukan untuk memerangi pemberontak Houthi disebut dibantu Iran.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, mengatakan akhir dukungan AS untuk operasi koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman tidak mencakup upaya untuk memerangi kelompok teroris Al-Qaeda.
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric. merespon baik langkah AS. Setiap langkah mengurangi jumlah senjata, kegiatan militer, akan disambut, dan akan memberi lebih banyak ruang, lebih banyak harapan, tidak sekadar pembicaraan tetapi, lebih penting, memberi banyak harapan bagi rakyat Yaman. (mgo)