Menurut Sarwo Edhy, pembuatan embung sangat diperlukan. Jika musim hujan lahan tidak terendam air, di musim kemarau saat air dari irigasi tidak mencukupi maka embung bisa dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mengairi lahan padi atau tanaman pertanian lainnya.
“Kami meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik. Proyek konservasi lahan juga diharapkan menyelamatkan lahan kritis dengan menanamkan tanaman konservasi produktif,” pungkas Sarwo Edhy.
Ketua Poktan Batusipong, Kaharuddin mengatakan, embung ini mampu melayani hingga 25 hektare (ha). Sumber air berasal dari Sungai.
“Dengan adanya embung ini, IP 100 menjadi IP 200. Sebelum ada embung, IP 200 hanya 10 ha, setelah ada embung IP 200-nya sudah seluruhnya,” ujar Kaharuddin.
Lebih lanjut, dikatakan Kaharuddin, Produksi sebelum ada embung 5,2 ton. Setelah ada embung menjadi 6 ton.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih adanya embung ditempatkan di kelompok Batusipong ini. Embung ini sudah di manfaatkan, ketika musim tanam kedua dulunya hanya mampu tanami 10 ha, sekarang sudah full tertanami 25 ha,” ujarnya.