“Bantuan tidak bisa diberikan sama rata, harus dilihat usaha dari cabang itu sendiri. Jangan sampai dana itu hanya utk belas kasihan, tapi disalurkan secara profesional dan berdasarkan prestasi,” kata Ariwangsa sambil merujuk model pembiayaan olahraga di Korea Selatan dan Jepang yang didukung oleh perusahaan-perusahaan lokal setempat. (bas)