indoposonline.id – Rencana holdingnisasi BRI, Pegadaian, dan Penanaman Modal Nasional (PMN) oleh ekonom senior Faisal Basri dianggap tidak ada kaitannya dengan kesehjateraan rakyat. Sebaliknya, merger dilakukan bisa berdampak kepada layanan nasabah pegadaian.
“Jadi alasan BRI itu untuk mengakusisi pegadaian dan PNM hanya ingin masuk dalam jajaran Fortune Global 500. Jelas tidak ada hubungannya dengan peningkatan kesehjateraan rakyat,” kata Faisal dalam keterangannya.
Kemudian adanya alasan bila pemerintah melakukan Holding Ultra Mikro dapat memperkuat sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak terpat. Sepatutnya, pemerintah melakukan konsulidasi di sektor keuangan.
“Justru kenyataannya pemerintah sendiri terkesan enggan melakukan konsolidasi bank-bank miliknya,” ujarnya.
Lebih jauh dijelaskan Faisal, pemerintah sudah gagal melakukan konsulidasi perbankan. Karena, hingga kini perbankan hanya mampu menyalurkan kredit tidak sampai 50 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Bahkan, kata Faisal, tanpa adanya akuisisi, sebenarnya Pegadaian bisa bersinergi dengan BUMN lainnya. Sebab jika proses merger ini terjadi, maka akan berdampak terhadap pegawai Pegadaian yang cenderung menjadi ‘anak tiri’.