Demi mengantisipasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan menimpa Kontingen Olimpiade Indonesia nanti maka perlu dilakukan pendekatan intensif terhadap para pihak terkait di Jepang tentang aturan prokes di negara tersebut. Cabor yang telah lolos ke Olimpiade melakukan pendekatan dengan mitranya federasi olahraga di Jepang, KOI dengan NOC Jepang dan Kemenpora dengan Menteri Olahraga Jepang serta pemerintah dengan para Duta Besar Indonesia di sana.
“Antisipasi ini seharusnya dilakukan sejak sekarang sehingga kita sudah siap jauh-jauh hari. Jangan tiba masa tiba akal yang berakibat pahit nantinya. Itu untuk cabor yang sudah lolos ke olimpiade. Sedangkan bagi cabor yang masih mengikuti pertandingan kualifikasi olimpiade perlu mengetahui aturan prokes Covid-19 yang diterapkan di negara tempat pelaksanaan pertandingan kualifikasi olimpiade,” ujar Hifni yang mantan Sekjen KOI itu.
Menyinggung tentang kasus yang menimpa tim bulutangkis Indonesia di All England, Hifni menegaskan, hal itu terjadi karena keteledoran Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) dalam memahami aturan penanganan Covid-19 di Inggris yang sangat ketat dan tegas. Selain itu, PP PBSI tidak mengantisipasi sejak awal tentang kemungkinan adanya pihak di luar tim Indonesia yang terkena Covid-19. Jika ini diantisipasi tentunya PP PBSI bukan memakai penerbangan umum namun mencarter pesawat sendiri untuk tim bulutangkis yang akan berlaga di All England.