indoposonline.id-Hari Air Sedunia yang diperingati setiap tanggal 22 Maret, ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 29 tahun silam saat Sidang Umum PBB ke-47 di Rio De Janeiro, Brazil.
Organisasi persatuan bangsa seluruh dunia itu, mengajak semua orang menggurangi penggunaan air, terutama penggunaan keran yang berlebihan. Kala itu, PBB bersama seluruh anggotanya gencar mensosialisasikan tentang hari air sedunia melalui kegiatan nyata.
Sebab, dengan air bersih manusia bisa hidup sehat. Air adalah sumber kehidupan, apalagi 80 persen tubuh manusia merupakan air.
Namun sayang, krisis air seperti disampaikan para ahli, nyaris tidak bisa dielakkan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut, dalam waktu 10 tahun mendatang, beberapa pulau di Indonesia akan menderita krisis air parah.
Dalam Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 yang dikeluarkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, kelangkaan air di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara diperkirakan meningkat hingga 2030. Proporsi luas wilayah krisis air meningkat dari 6,0% di tahun 2000 menjadi 9,6% di tahun 2045. Kualitas air diperkirakan juga menurun signifikan.