indoposonline.id – Limbah medis khususnya jarum suntik di masa Pandemi Covid-19 yang rawan penularan sedianya harus segera dimusnahkan. Untuk itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membuat inovasi dengan menciptakan alat penghancur jarum suntik.
Bambang Widiyatmoko, 59, selaku Peneliti Ahli Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menuturkan, alat penghancur jarum suntik ini, sudah sejak 2008 dibuat, namun demikian dapat dikatakan itu generasi pertama. Kemudian generasi kedua, dilakukan perbaikan sistem yang lama dengan menggunakan arus listrik.
“Jadi prinsip kerjanya memanfaatkan jarum sebagai pemanas karena arus listriknya cukup besar jadi bisa menghancurkan metal (jarum) itu sendiri,” kata Bambang pada indoposonline, Kamis (18/3).
Supaya awet dan mudah digunakan, sambung Bambang, dia memodifikasi sistem mekaniknya. “Supaya mudah penggunaannya dan tidak mudah rusak. Karena masa Pandemi Covid, penggunaan jarum kan banyak, agar penggunaan mudah dan memusnahkan jarum kami berinisiatif menciptakan alat pemusnah limbah medis ini,” tutur Bambang.
Adapun lanjut Bambang, untuk ukuran jarum suntik 0,5 sampai 1,2 mili bisa dimusnahkan, jika ukuran jarum lebih besar maka power tinggal dibesarkan. “Alat ini efektif menghancurkan jarum,” tambah dia.
Semisal untuk vaksin di Indonesia ada 180 juta dosis vaksin, jika dikalikan 2 jadi 180 juta x 2 = 360 juta jarum suntik yang harus dimusnahkan.
Harapannya agar bisa mengurangi limbah medis jarum suntik karena teeniest dari metal dan plastik. “Jadi jalan terbaiknya metalnya dihancurkan. Paling tidak penularan tertusuk jarum berkurang,” tandasnya.
Pria yang sudah di LIPI sejak 1987 itu menambahkan, paling tidak di RS dan Puskesmas harus memiliki alat penghancur jarum suntik ini. Selain itu, pernah juga menciptakan alat sensor timbang kendaraan tanpa berhenti. Dan alat deteksi longsor bencana, serta bermacam – macam laser.
Pada kesempatan yang sama, Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi prioritas kelima vaksinasi Covid-19 setelah lansia dan tenaga kesehatan, pedagang pasar, guru, dan tokoh agama.
Sebanyak 1941 civitas LIPI telah terdaftar mendapatkan vaksinasi Covid-19 yang dilaksanakan pada Kamis (18/3) dan Jumat (19/3). Pelaksanaan vaksinasi bagi sivitas LIPI akan terbagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama terdapat 1000 orang ASN yang akan divaksinasi, termasuk Kepala LIPI dan jajaran pimpinan LIPI lainnya.
Salah satu upaya penanganan melawan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah dengan membangun pemahaman kepada semua lapisan masyarakat terhadap risiko penularan Covid-19.
“Semua sivitas LIPI diharapkan ikut partisipasi dalam kegiatan vaksinasi Covid-19 di lingkungan LIPI,” kata Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, Kamis (18/3).
“Semua SDM LIPI yang tidak terkendala dengan kesehatannya harus siap divaksin sebagai bentuk tanggung jawab menjaga kesehatan lingkungan dan upaya melindungi diri untuk negeri.”
Handoko mengimbau agar sivitas LIPI senantiasa selalu berhati-hati, tetap menjaga kesehatan, daya tahan, dan stamina agar produktifitas inovasi serta kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan tetap berjalan. Utamanya kegiatan penelitian untuk penangan Covid-19. Selama setahun pandemi Covid-19 telah banyak inovasi dan rekomendasi kebijakan berbasis ilmiah yang dihasilkan LIPI.
Beberapa hasil inovasi LIPI terkait penanganan dan pencegahan penularan Covid-19 juga sudah dikerjasamakan dengan pihak industri agar dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Dirinya optimis dengan saling bahu membahu pendemi ini dapat segera diatasi. “Semua sivitas LIPI yang terdiri SDM peneliti dan SDM pendukung penelitian harus berupaya dan bekerja sama menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” ujarnya.
Diharapkan produktivitas riset, layanan dan inovasi berjalan lebih baik setelah pegawai LIPI divaksin, khususnya bagi mereka garda terdepan riset terkait Covid-19. (ibl)