indoposonline.id – Penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bakal membantu mendongkrakperekonomian nasional. Sebaliknya, kalau perusahaan BUMN hobi import, bakal merugikan industri dalam negeri.
Direktur Executive ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan kalau melihat target TKDN di sektor migas sudah besar. Yakni 2020-2024, sebesar 50 persen.
“Bicara TKDN, peran BUMN dalam posisi yang sulit. TKDN kurang, karena impor dikritik. Pakai produk dalam negeri mahal. Jadi kita harus komit membuat ekosistem industri dalam negeri,” ujarnya saat diskusi peran dan dukungan BUMN dalam pengembangan TKDN yang digelar Energy Watch berkolaborasi dengan Asosiasi Pengamat Energi Indonesia dan Ruang Energi, melalui YouTube channel, Kamis (25/3/2021).
Komaidi menambahkan, TKDN dalam negeri mahal, karena ekosistemnya yang membuat mahal.
“Semangat TKDN sudah bagus. Tinggal sekarang ekosistem untuk TKDN yang harus digenjot,” ujarnya.
Direktur Executive EWI, Ferdinand Hutahaean menambahkan, BUMN untuk mewujudkan target TKDN kesulitan. Berat sekali untuk mewujudkan. Walaupun aturan-aturannya sudah banyak.