Lebih lanjut, Hasto menekankan bahwa edukasi mengenai kental manis ini penting untuk disosialisasikan. ”Penting untuk disampaikan bahwa sebagian besar kandungan kental manis adalah gula. Lebih celaka lagi saat kita mengurai kandunganya, disebut susu tapi kandungan susunya sangat kecil sekali. Jadi mari kita hindari asupan yang tidak benar untuk anak dilingkungan kita,” tandasnya.
Ketua Umum PP Ikatan Bidan Indonesia Dr. Emi Nurjasman M.Kes, mengingatkan kepada bidan yang melakukan pemeriksaan kandungan ibu hamil, informasi-informasi tersebut harus disampaikan secara komprehensif. ”Pola hidup, pola makan, dan juga nutrisi yang sebaiknya dikonsumsi ataupun yang harus dihindari oleh ibu dan bayi,” katanya.
Emi juga meminta hasil penelitian YAICI bersama PP Muslimat mengenai konsumsi kental manis pada balita untuk dapat dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait lainnya, agar ke depannya dapat mengeluarkan rekomendasi. ”Kita tahu konsumsi kental manis oleh balita itu tidak tepat, karena itu perlu direkomendasikan, bisa saja nanti ada tambahan larangan kental manis tidak untuk dikonsumsi balita, serta di dalam kemasan harus ada warning juga,” imbuhnya.