“Setelah strain bentuk kita ke warna lagi. Dari dua warna kombinasi menjadi tiga warna. Dari tiga warna menjadi multi colour (warna). Itu bicara sejarah warna cupang yah,” kata petani cupang hias itu.
Tak cukup sampai di situ, sambung Asep, lanjut ke bentuk kuping gajah (big ear), yang didominasi cupang plakat, big ear. Sampai dengan saat ini, cupang hias berkembang dan sangat diminati bagi pecinta warna (cupang).
Asep menyebutkan, cupang hias itu ada 5 jenis, yakni cupang plakat, giant, halfmoon, serit dan double tile. Itu rata-rata juga cupang hias yang biasa dikontes. Untuk warnanya yang pasti beragam, ada koi, nemo, sinterklas, super black, super red, blue rim, blue panda, dan lainnya.
Jadi awalannya, kombinasi warna cupang hias ini ada di Slipi, Jakarta Barat. “Yang menciptakan warna cupang awalnya ya di Slipi ini,” tandasnya.
Menurutnya, kebanyakan orang salah tangkap belajar ikan cupang hias di media sosial. “Untuk itu kita berikan edukasi di sini, seperti halnya untuk cupang hias jangan pakai air ketapang, air itu lebih utama buat cupang hias, itu kuncinya,” tutur warga Jalan KS Tubun IV, Kel. Slipi, Kec. Palmerah, Jakarta Barat itu.