Indoposonline.id – Univesritas Pancasila (UP) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jaya menggelar pelantikan pengurus HIPMI Perguruan Tinggi (PT) dari kalangan mahasiswa, di Kampus UP, Jakarta, Kamis (6/4/2020). Pembentukan HIPMI PT tersebut dalam rangka mencetak mahasiswa menjadi pengusaha-pengusaha yang andal.
Hadir Ketua HIPMI Jaya periode 202l-2024 Noor Sona Maesana Mushonif, serta tuan rumah yaitu Wakil Rektor IV Bidang Humas dan Kerja Sama UP Dr. Syamsurizal, Wakil Rektor lll Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr Joko Hartanto.
Kepala Lembaga Pusat Pengembangan Kewirausahaan dan Karir Mahasiswa UP Petiana Indriati, mengatakan dalam era globalisasi saat ini, persaingan di dunia kerja semakin ketat. Semua orang berlomba untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai kemampuannya atau skillnya. ”Namun, pada kenyataannya tidak semua orang dapat melakukannya,” ujarnya, di sela pelantikan HIPMI PT UP di Gedurng Rektorat UP, lantai IV.
Dikatakan, hanya orang yang berkompeten dan memiliki kemampuan lebih di bidangnya saja yang mampu bertahan dalam ketatnya persaingan dunia kerja. Hal ini disebabkan jumlah lapangan pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah lulusan setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari tahun lalu mencatat jumlah pengangguran menurun menjadi 5,01 persen atau berkurang 50 ribu orang dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Sayangnya, lulusan diploma dan universitas justru semakin banyak yang tidak bekerja. Tingkat pendidikan para penganggur untuk diploma meningkat 8,5 persen dan S1 naik sebesar 25 persen. Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) justru memperkirakan jumlah pengangguran lndonesia pada 2021 meningkat antara 10,7 sampai 12,7 iuta orang.
Angka ini naik dibandingkan posisi Februari 2020 yang mencapai 6,88 juta orang. Sektor yang paling banyak kehilangan pekerjaan adalah perdagangan, manufaktur, konstruksi, jasa, dan akomodasi. ”Naiknya angka pengangguran ini sejalan dengan prediksi Bappenas yang memperkirakan tahun 2020 saja jumlah penganggur akan bertambah empat sampai 5,5 juta orang dibandingkan tahun 2019. Loniakan ini terjadi seiring dampak ekonomi yang ditimbulkan pandemi Corona atau Covid-19,” ujarnya.
Petiana mengatakan, salah satu kiat mengentaskan pengangguran adalah dengan menciptakan lapangan kerja baru yaitu dengan berwirausaha. Menurutnya, kewirausahaan sebagai solusi untuk mengatasi pengangguran para lulusan sarjana juga disadari oleh pemerintah, melalui sejumlah kementerian. Seperti Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian hingga Kementerian Keuangan.
”Pemerintah siap memfasilitasi pelatihan mau pun pembiayaan untuk anggota Himpunan Pengusaha Muda lndonesia Perguruan Tinggi (HlPMl PT), Sebuah organisasi yang berkembang di kampus-kampus yang berperan sebagai wadah bagi mahasiswa untuk menjadi pengusaha pemula,” paparnya.
Dikatakan, HIMPI PT UP yang mempunyai visi dan misi sejalan dengan visi misi UP.
Yakni, menjadi organisasi kewirausahaan yang berlandaskan nilai luhur Pancasila penuh semangat berjiwa entrepreneurship yang adaptif, produktif, inovatif, dan kontributif akan mampu mempercepat penciptaan ekosistim Kewirausahaan di Universitas Pancasila.
Sementara itu Ketua HIMPI Jaya Noor Sona Maesana Mushonif, mengatakan pembentukan HIPMI PT pada prinsipnya adalah pihaknya ingin menyebarkan semangat kewirausahaan kepada mahasiswa. Yaitu, melalui pelatihan, pembelajaran, dan sharing session. ”Biasanya nanti akan membuat kegiatan bareng apa itu dari HIMPI Jaya atau dari Universitas Pancasila yang mengundang kita sebagai nara sumber,” ungkapnya.
Sona mengatakan, dengan kerja sama tersebut pihaknya nanti bisa memfasilitasi mahasiswa untuk kunjungan ke perusahaan anggota HIPMI. Tujuannya, untuk memberikan motovasi dan pembelajaran kepada mahasiswa untuk menjadi pengusaha. Mahasiswa bisa belajar dari sisi operasional, sisi pemasaran, atau hal-hal yang lebih teknis dalam bisnis yang nyata.
HIMPI Jaya lebih dari 30 perguruan tinggi. Pihanya memiliki target kerja sama dengan seluruh perguruan tinggi di DKI Jakarta untuk membentuk HIPMI Perguruan Tinggi. ”Kami juga mengimbau kepada perguruan tinggi lain agar dibentuk HIPMI Perguruan Tinggi. Ada yang sudah terbentuk tapi belum dilantik karena tertunda pandemi,” tegasnya.(mbs)