“Saat menjadi GSA di JAQS, saya banyak mempelajari tentang satwa dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada pengunjung. Namun, karena seringnya saya bertemu dengan para satwa, saya memiliki rasa ketertarikan dan rasa ingin tahu lebih dalam mengenai para satwa. Karena hal tersebut saya ingin menjadi seorang Aquarist. Berbagai usaha saya lakukan, mulai dari mengambil sertifikasi selam, belajar mengenal sifat satwa, hingga belajar bagaimana cara merawat para satwa. Saya pun mempunyai harapan yang besar untuk melindungi hewan-hewan yang terancam punah,” ujarnya.
Tugas dan tanggung jawab Lin sebagai aquarist di antaranya menyiapkan pakan satwa, memberi makan secara teratur, membersihkan exhibit satwa, hingga melakukan observasi jika ada satwa yang sedang sakit.
Sebagai seorang Aquarist, tentunya Lin merasakan suka dan duka dalam menjalani profesinya. “Untuk suka, saya sangat suka menyelam sehingga saya tidak perlu jauh-jauh pergi ke pulau untuk pergi menyelam. Sedangkan, untuk dukanya saya sangat merasa sedih ketika melihat satwa tidak mau makan hingga sakit,” tutur Lin.