Apa yang terjadi di Mabes Polri itu, lanjut Neta, adalah pukulan telak buat Kapolri Jenderal Pol Sigit yang baru menjabat. Di saat Sigit sibuk konsolidasi keberbagai eksternal kepolisian, markas besarnya justru kebobolan diserang teroris dari dalam. Ironisnya hingga kini tidak ada tindakan tegas yang dilakukan Kapolri terhadap bobolnya sistem keamanan Mabes Polri itu.
Terbukti hingga kini tidak ada satu pun aparaturnya yang ditindak. Siapa pejabat Polri yang harus bertanggungjawab atas bobolnya sistem keamanan Mabes Polri itu pun menjadi tidak jelas. Seolah kebobolan Markas besar Polri itu dari serangan teroris adalah hal biasa saja.
Padahal, sambung Neta, dengan terjadinya serangan teroris di Mabes Polri itu akan membuat publik menjadi krisis kepercayaan terhadap kepolisian. “Publik akan bertanya, bagaimana polisi bisa menjaga dan melindungi masyarakat dari serangan teroris, wong menjaga markas besarnya saja tidak mampu. Sebab itu Polri perlu mengkonsolidasikan diri dan menindak aparaturnya yang ceroboh agar kepercayaan publik tetap terbangun pada Polri,” tutupnya. (ibl)