“Kami terus mengembangkan sarana pemahaman ideologi melalui platform digital yang diselaraskan pada kebutuhan milenial, seperti melalui media sosial Tiktok, Instagram, Youtube dan lain sebagainya,” ujar Drajat Wisnu Setiawan.
Ia menilai, adalah tanggung jawab bersama menghilangkan kesan konten-konten yang berat tentang Pancasila di masyarakat. Agar ideologi Pancasila bisa masuk dan dipahami dengan baik oleh seluruh elemen bangsa. “Kami menyiapkan konten-konten kreatif, agar kesan Pancasila sebagai konten yang berat bisa hilang,” katanya.
Selanjutnya ia juga meminta pemerintah daerah membuat program-program yang sama untuk memulihkan pemurnian dan pemahaman Pancasila khususnya untuk generasi milenial. Yang tak kalah penting, lanjutnya, masyarakat tidak boleh lagi terjebak pada paham intoleransi, radikalisme dan komunisme untuk menjaga semangat keberagaman dan pluralisme di tanah air.
“Ciri-ciri ekstrimisme adalah sikap intoleran, tidak menghormati orang lain, merasa pendapatnya paling benar, fanatik dan eksklusivisme kelompok. Sikap-sikap ini yang harus kita tekan bersama,” ujarnya. (tim)