Bahkan, demi mendapatkan air bersih, warga pun harus merogoh kocek Rp 2500 demi bisa mendapatkan 20 liter air. “Jika ada mobil tangki keliling kaum perempuan dan anak sekolah harus berebut karena mobil tangki tak dapat maksimal memenuhi permintaan warga,” ujarnya.
Akibat sulitnya mendapatkan air bersih itu juga, sambung Maruli, kesehatan masyarakat terus mengalami kendala. Karena sulitnya air, warga pun menjadi jarang mandi. Pertumbuhan anak – anak menjadi terkendala, mengalami stunting dan gizi anak – anak pun buruk.
“Jangankan untuk mandi, untuk minum air bersih pun mereka sulit. Makanya berbagai upaya kami lakukan untuk membantu warga,” akunya.
Atas masalah itu, kata mantan Komandan Paspampres ini, pihak pemerintah melalui jajarannya hadir demi membantu kesulitan warga. Pihaknya membangun pompa dan memasang pipa hingga ke pelosok pemukiman warga. “Kami pun bersyukur saat ini air bersih sudah dirasakan sebagian besar warga NTT yang sebelumnya kesulitan akan air bersih sejak puluhan tahun yang lalu,” ungkapnya.