“Saya optimistis sembuh. Saya in good hands sekarang ini,” tulisnya di WA dari tempat tidurnya di rumah sakit di Jakarta.
“Saya mulai tenang sejak opname, karena dalam pengawasan 24 jam. Dokter selalu memastikan bahwa saya akan sembuh,” tulisnya.
Sebagai wartawan, Dian memang seperti kipas angin –tidak berhenti bertemu siapa saja di mana saja. Pun di masa Covid ini. Terakhir Dian di Bogor. Ikut kursus tanam durian.
Sepulang dari Bogor Dian sakit tenggorokan. Hidung buntu. Seperti flu ringan. “Dua hari kemudian saya tidak puasa dan agak baikan, tapi mulai meriang, lalu positif. So quick!” tulisnya menjawab Disway.
Dian memang suka kursus apa saja. Itu untuk memperkaya intelektualistasnya. Sebagai wartawan Dian ingin selalu mengikuti perkembangan.
“Agar hidup punya sense of purpose,” tulisnya.
Kursus reiki pun dia ikuti. Juga kursus meditasi. Pun sampai kursus akuntan carbon credit. “Supaya hidup lebih menarik,” tulisnya.
Dia juga menjadi mentor anak-anak berkebutuhan khusus ketika masih Melbourne. Misalnya untuk anak autis, intellectual disable, down syndrome.