Dia menjelaskan, gerhana Bulan total ini dapat disaksikan jika kondisi atau cuaca cerah-berawan dan aman disaksikan oleh masyarakat dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan kaca mata khusus gerhana.
“Pada puncak gerhananya, di sebagian besar wilayah Indonesia posisi Bulan dekat dengan horizon di bagian Timur sehingga memungkinkan pengamat untuk dapat mengabadikan kejadian gerhana ini dengan latar depan bangunan yang bersejarah atau ikonis. Masyarakat dapat mengikuti proses pengamatan ini dengan mengakses https://www.bmkg.go.id/gbt,” kata Hendro.
Hal yang sama disampaikan Kepala Bidang Data BBMKG wilayah II, Sutiyono. Dia, mengatakan, pengamatan gerhana Bulan total di mulai pada pukul 17.00 WIB.
Dia menjelaskan, gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya sinar Matahari oleh Bumi. Dengan demikian, tidak semua cahayanya sampai ke Bulan, dilihat dari Bumi.
Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.