“Seberapa umum virus (anjing) ini, dan apakah dapat ditularkan secara efisien dari anjing ke manusia atau antarmanusia, tidak ada yang tahu,” ungkap Dr Gregory Gray, seorang profesor kedokteran, kesehatan global dan kesehatan lingkungan di Duke University.
Tetapi para peneliti mengatakan temuan mereka menggarisbawahi ancaman virus Corona hewan terhadap manusia. Risiko yang semakin jelas mengingat pandemi COVID-19, yang disebabkan oleh virus Corona SARS-CoV-2.
Untuk diketahui, asal usul SARS-CoV-2 masih belum jelas, tetapi satu teori terkemuka adalah bahwa ia melompat dari kelelawar ke hewan perantara, yang belum ditentukan dan kemudian ke manusia.
“Virus Corona ini kemungkinan menyebar ke manusia dari hewan lebih sering dari yang kita ketahui. Sebagian besar tes diagnostik rumah sakit hanya mendeteksi virus Corona manusia yang diketahui,” kata Gray.
NPR melaporkan, para peneliti awalnya mulai mengembangkan tes diagnostik yang dapat mendeteksi berbagai jenis virus Corona, tidak hanya SARS-CoV-2. Untuk mengevaluasi tes, mereka menggunakannya untuk menganalisis 301 sampel yang dikumpulkan pada 2017 dan 2018 dari pasien pneumonia yang dirawat di rumah sakit di Sarawak, Malaysia.