indoposonline.id – Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo memerintahkan jajarannya untuk memperketat lalu lintas manusia di penyeberangan Bakauheuni-Merak, guna mengurangi penyebaran SARS-CoV-2.
Doni mengatakan jika ada yang ketahuan positif COVID-19, ia meminta agar pemudik tersebut langsung dikarantina.
Doni yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemudian menghubungi anggota Satgas di berbagai daerah untuk tidak lengah, tidak mengendorkan pengawasan dan pengendalian pergerakan manusia.
Usai shalat, Doni tidak langsung ke rumah dan bertemu dengan keluarganya, melainkan kembali “tenggelam” dalam rapat koordinasi terbatas di lantai 10.
Menurutnya, hari-hari ini merupakan hari-hari krusial, yang menjadi penentu naik-tidaknya grafik paparan COVID-19. Diprediksi, angka paparan naik usai Idul Fitri 1442 H.
Doni mengarahkan anggota Satgas COVID-19 di berbagai daerah, untuk tidak segan-segan menerapkan “lockdown” skala mikro. Ia kembali mencontohkan lockdown mikro yang dilakukan oleh seorang tokoh masyarakat bernama Ali, di Jambi.
Arahan Doni, jika satu RT/RW ada lebih dari lima orang atau sejumlah rumah yang isinya terpapar COVID-19, segera lakukan “lockdown” di RT/RW. Semua pihak harus segera mengawasi, mendukung, dan memastikan “lockdown” berlangsung tertib dan baik, termasuk jaminan pasokan logistik.
“Kami memang harus terus cerewet. Sekali lagi, tidak masalah kita dianggap cerewet, karena tujuan kita adalah agar korban corona tidak berderet-deret,” ujar mantan Danjen Kopassus itu tegas.
Dilansir Antara, sekitar 20 orang melakukan Shalat Id di lantai 15 Graha BNPB. Selain Doni, Sestama BNPB Lilik Kurniawan, Karo Hukum Zaherman, Karo Umum Andi Eviana, Kolonel Czi Budi Irawan dan Kolonel Arh Hasyim Lalhakin ikut dalam barisan shalat.
Bertindak sebagai imam dan khatib, Ustadz Prof Dr Muslihun Ihsan, MM. Kurang lebih pukul 06.00 WIB, persiapan Shalat Id dilakukan.
Khatib berdiri di atas mimbar yang telah dipasangi dinding aklirik tembus pandang, demi menjaga droplet saat khutbah. Materi yang disampaikan seputar hakikat Idul Fitri dikaitkan dengan momentum pandemi.
Prosesi Shalat Idul Fitri di kantor BNPB tak lebih dari 25 menit. Singkatnya waktu merupakan bagian dari taat protokol kesehatan, yakni tidak lama-lama berkumpul. (tim)