indoposonline.id – Bagi pengacara Lidia Alverisi, pandemi COVID-19 Argentina telah menelan korban yang hampir tak tertahankan.
“Kami semua kehilangan seseorang, seseorang yang kami kenal baik,” katanya kepada Reuters. “Dalam kasus saya, ada teman yang sudah saya kenal selama 40 tahun yang hilang hanya dalam 10 hari,” tambahnya.
Negara Amerika Selatan itu dilanda gelombang kedua virus yang dimulai pada pertengahan Februari dan mendorong rumah sakit mendekati titik jenuh dan warganya putus asa.
Pada Jumat (4/6) malam, Argentina telah mengonfirmasi 80.411 kematian di antara 45 juta warganya akibat penyakit itu dan total ada 3,9 juta kasus yang tercatat.
Saat ini, Argentina menempati peringkat ketiga tertinggi di dunia untuk kasus rata-rata harian, dengan lebih banyak total kasus per kapita yang tercatat daripada Brazil.
Pemerintah telah berjuang untuk menemukan keseimbangan antara penguncian dan menjaga ekonomi yang sudah terpukul terus berjalan, serta mendorong gerakan vaksinasi yang lambat untuk dimulai.