indoposonline.id – Memanfaatkan momentum hari kelahiran Pancasila, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, meninjau perkembangan sejumlah pembangunan sarana dan prasarana pendukung pariwisata di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam kunjungannya itu, Basuki Hadimuljono meninjau penataan kawasan Pulau Rinca, penataan Pantai Marina Bukit Pramuka, dan penataan trotoar Jalan Soekarno-Hatta atas.
Dia menargetkan sejumlah pekerjaan pendukung pariwisata DPSP Labuan Bajo rampung sebelum akhir 2021. Ini demi mendukung produktivitas di sektor pariwisata pada tatanan kenormalan baru (new normal) pandemi COVID-19. Selain menargetkan penyelesaian pekerjaan, Menteri PUPR juga mengingatkan pentingnya penghijauan pada infrastruktur yang dibangun sebagai aspek konservasi lingkungan.
“Untuk di Pulau Rinca, progress fisik pembangunan pengaman Pantai Loh Buaya Pulau Rinca sudah 87,3% dan fasilitas penunjang wisata Pulau Rinca sudah 58,7%. Ditargetkan Agustus 2021 harus selesai. Lakukan penghijauan penanaman pohon yang besar, juga pada jalur yang tidak terlewat kontruksi,” pinta Basuki.
Selain penghijauan, khusus di Pulau Rinca, dia menginstruksikan agar dilakukan pengeboran dari sumber mata air untuk menambah pasokan air baku. “Jangan ambil sumber air dari Labuan Bajo, upayakan pengeboran mata air scara maksimal,” pintanya lagi.
Untuk melindungi Taman Nasional Komodo sebagai World Heritage Site UNESCO yang memiliki Outstanding Universal Value (OUV), Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) dan Ditjen Cipta Karya melaksanakan penataan kawasan Pulau Rinca dengan penuh kehati-hatian.
Dalam bidang SDA, penataan kawasan Pulau Rinca dilakukan melalui pembangunan pengaman Pantai Loh Buaya Pulau Rinca yang telah dimulai sejak September 2020 lalu. Pekerjaannya meliputi pembangunan tembok laut sepanjang 100 meter (m), pembangunan dermaga (80 m), dermaga apung (40 m) sebanyak 2 buah, elevated deck pada ruas eksisting berfungsi sebagai jalan akses yang menghubungkan dermaga, pusat informasi serta penginapan ranger, guide dan peneliti yang dirancang setinggi 2 meter agar tidak mengganggu aktivitas komodo dan hewan lain yang melintas serta melindungi keselamatan pengunjung. Total nilai kontraknya sebesar Rp50,11 miliar.
Sementara di bidang Cipta Karya penataan kawasan Pulau Rinca berupa fasilitas penunjang wisata meliputi bangunan Pusat Informasi yang terintegrasi dengan elevated deck, kantor resort, guest house dan kafetaria, serta bangunan penginapan untuk para ranger, pemandu wisata, dan peneliti, yang dilengkapi pos penelitian serta pemantauan habitat komodo.
Setelah meninjau perkembangan penataan kawasan Pulau Rinca, Menteri Basuki meninjau penataan Pantai Marina Bukit Pramuka di zona 3 & 5 serta zona 1 & 2. “Untuk di zona 1 dan 2 saya minta September 2021 selesai, disusul zona 3 dan 5 November 2021 selesai. Lakukan juga penghijauan dengan ditanami pohon yang besar agar teduh seperti Pohin Ketapang Kencana,” pesan Basuki.
Terakhir, dia meninjau kondisi terkini penataan trotoar Jalan Soekarno-Hatta atas yang konstruksinya telah rampung 100%. Pekerjaan ini menelan biaya Rp60,36 miliar. “Karena ini masih dalam masa pemeliharaan setelah kontrak konstruksi, saya minta agar tetap diperhatikan kebersihannya agar tidak kotor,” katanya.
Turut dalam peninjauam tersebut Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi; Dirjen Cipta Karya, Diana Kusumastuti; Dirjen Bina Marga, Hedy Rahadian; Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kupang, Agus Sosiawan; Kepala BPJN NTT, Muktar Napitupulu; dan Kepala BPPW NTT, Herman Tobo.