Bersama: Firdaus
Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI)
Indoposonline.id, Jakarta – Media yang berkembang di Indonesia sangat pesat lalu bagaimana media-media tersebut bisa bersaing dan bertahan dengan sehat, ini adalah pertanyaan seluruh komponen masyarakat pers di Indonesia dan dunia. Karena apa, masyarakat pers tidak bisa tidak dihadapkan kepada perkembangan masyarakat digital, bukan lagi hanya perkembangan digital tetapi masyarakat digital. Artinya, masyarakat sudah begitu berkembang seiring dengan berkembangnya digitalisasi, dengan kata lain masyarakat sudah tidak terlalu terpaku kepada media, baik itu media daerah maupun media mainstream.
Masyarakat melihat informasi itu, yang mana yang cepat. Tetapi ada pemilahan di antara informasi itu, ketika masyarakat menengah mendapat informasi, itu hanyalah referensi awal. Nah, masyarakat ini. Memverifikasi dengan beberapa media yang selama ini dianggap selama ini mainstream atau kredibel. Itu pilihan, tetapi untuk indonesia masyarakat itu hampir seluruhnya mengkonsumsi media sosial, tetapi sedikit. Kalau dulu media cetak itu ada survey ac nielsen, kalau saat ini kita belum ada standar survey masyarakat pemakai media online atau cyber yang menjadi standar. Sehingga kita masih berpedoman hari ini mayoritas atau semua masyarakat pasti membaca atau menggunakan medsos, sehingga medsos menjadi acuan bagi masyarakat menengah bahkan masyarakat bawah. Sehingga mereka tidak lagi memverifikasi, ini yang menjadi bahaya, ancaman bagi masyarakat pers dan bisnis pers itu sendiri.