indoposonline.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menuntaskan pemasangan Jembatan Bailey untuk penanganan sementara Jembatan Benanain yang rusak akibat bencana banjir di Kabupaten Malaka pada April lalu.
Selesainya jembatan semi-permanen itu diharapkan dapat membantu masyarakat melaksanakan aktivitas sehari-hari. Sekaligus memperlancar distribusi logistik antar wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan, konektivitas antarwilayah diperlukan agar mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien. Dengan konektivitas yang semakin lancar diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut.
“Pembangunan infrastruktur jembatan, flyover dan underpass akan memperlancar konektivitas dan aksesibilitas lalu lintas, di samping memberikan alternatif bagi warga untuk meningkatkan produktivitas perekonomian,” kata Basuki.
Jembatan Benanai yang selesai tepat waktu di awal Juni dapat segera dimanfaatkan guna mendukung kelancaran arus perekonomian di jalur padat Lintas Selatan Timor-Malaka-Belu. Hari ini, (Rabu, 9/6), dilakukan uji coba oleh Kementerian PUPR disaksikan Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penaggulangan Bencana NTT dan NTB Kementerian PUPR, Widiarto, bersama Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, didampingi Bupati Malaka Simon Nahak dan jajaran Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT, Dinas PUPR Pemprov NTT serta PT Wijaya Karya (Persero) Tbk selaku kontraktor.
Widiarto, mengatakan, percepatan pembangunan jembatan sementara Benanain merupakan komitmen bersama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam melaksanakan program penanganan infrastruktur terdampak bencana banjir di NTT. Ini demi memulihkan fungsi dan kondisi secara permanen.
“Dengan dibukanya jembatan sementara ini diharapkan arus logistik barang kebutuhan masyarakat berjalan lancar sejak terputus April lalu saat bencana,” harap Widiarto.
Setelah dilakukan uji coba, jembatan yang berada di Dusun Kotafoun, Desa Haitimuk, Kecamatan Weliman tersebut dapat dilalui semua jenis kendaraan. Baik dari arah Betun menuju Kupang atau sebaliknya, serta dari Malaka Barat dan sekitarnya menuju Betun dengan memerhatikan berat muatan kendaraan berkapasitas beban maksimal 5 ton.
Konstruksi jembatan semi-permanen Benanain dibangun dengan kombinasi Jembatan Bailey bentang 30 meter dan lebar 5,5 meter, timbunan tikar beronjong sepanjang 62 meter dan lebar efektif 4,5 meter dilengkapi lubang pengairan air dari beton bertulang, serta abutment berupa bronjong aramco/uditch sepanjang 70 meter.
Di samping itu, secara pararel juga dilakukan perbaikan permanen Jembatan Benanain yang ditargetkan selesai Oktober 2021. Penanganan permanen jembatan yang dilaksanakan yakni pembongkaran segmen jembatan yang rusak meliputi pembongkaran bentang 2 (60 m), bentang 3 (35 m), bentang 4 (30 m), dan pembongkaran pier 2 dan pier 3. Dilanjutkan pembangunan kembali jembatan menjadi 2 bentang.
Pembangunan Jembatan Benanain, baik sementara maupun permanen, dikerjakan oleh PT Wijaya Karya dengan anggaran sebesar Rp107 miliar. Rinciannya, penanganan darurat sebesar Rp3,6 miliar dan penggantian permanen sebesar Rp71 miliar.
Jembatan Benanain dibangun sejak 1982 dan pernah direhabilitasi oleh Kementerian PUPR pada 2000 usai terjadi banjir besar. Akibat banjir awal April 2021 lalu bagian struktur jembatan lama yang dibangun pada 1982 mengalami kemiringan, sehingga tidak bisa dilewati kendaraan bertonase besar. Sementara bagian jembatan yang pernah direhabilitasi tidak rusak.
Dalam penanganan darurat pascabencana banjir, sebelumnya Kementerian PUPR juga telah membangun jembatan sementara dari kayu sebagai jalur alternatif agar arus kendaraan roda dua dan pejalan kaki bisa melintas. Jembatan ini selesai dibangun pada April 2021 dengan panjang 100 m dan lebar 2 m.