indoposonline.id – Viral video seorang pasien diduga penderita COVID-19 yang mengamuk di IGD RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Adapun pasien yang diduga COVID tersebut menginginkan kamar untuk rawat inap di RSUD Pasar Minggu.
Terkait viralnya pasien COVID-19 yang mengamuk itu, Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Bambang Handoko memebenarkan peristiwa tersebut. “Saat itu, saya meminta informasi apakah betul informasi terkait dengan itu dan menurut beliau (Kapuskes RSUD Pasar Minggu) betul,” katanya pada wartawan, Kamis (24/6).
Dikatakannya, tempat rawat inap RSUD Pasar minggu saat ini sudah penuh. Saat si pasien masuk, tidak ada tempat lagi untuk perawatan, terutama pasien COVID-19.
“Mereka mengamuk karena mereka menginginkan kamar dengan segera, sehingga terjadilah seperti orang untuk melarikan diri,” ungkapnya.
Akhirnya sambung kapolsek, pelaku ditahan oleh dokter dan dokter RSUD Pasar Minggu yang saat itu memakai Alat Pelindung Diri (APD) pun hingga sobek bajunya (APD). Dan ditolong oleh satpam yang saat itu tidak memakai APD.
Menurut informasi Kapuskes RSUD Pasar Minggu, satpam itu sudah terpapar COVID. Selanjutnya, apakah pasien itu dirawat di RSUD Pasar Minggu atau tidak, pihaknya tidak mengetahui dengan pasti. “Kapuskes pun belum bisa memberikan pernyataan lebih lanjut,” ungkapnya.
Sementara itu, pihak RSUD Pasar Minggu melakukan klarifikasi terkait beredarnya video viral di media sosial itu. Direktur RSUD Pasar Minggu, Dr. Yudi Amiarno menjelaskan, Tuan X, usia 38 tahun, datang ke IGD RSUD Pasar Minggu tanggal 18 Juni 2021 jam 10.00 WIB dengan membawa hasil swab PCR Rontgen positif COVID-19.
Pasien pun katanya, dilakukan assessment dipindahkan ke ruang transit jam 14.00 WIB untuk dilanjutkan tata laksana sesuai pedoman, dan transit dalam posisi penuh. Kemudian tanggal 19 Juni 2021 jam 09.00 WIB pagi pasien tiba-tiba menyerang petugas secara verbal maupun notelek.
“Petugas berusaha menenangkan pasien dengan melakukan edukasi namun pasien tetap menyerang petugas, sehingga dipanggil petugas keamanan untuk menangani pasien, saat itu posisi tim keamanan sedang berada zona merah. Karena kondisi pasien tidak tenang sehingga tim security masuk zona merah tanpa kenakan APD,” ungkapnya.
Adapun katanya, pada level 3 pasien dilakukan dengan bantuan alat listrik dilakukan untuk melumpuhkan. Dan menyebabkan hazmat dokter jaga saat itu sobek, dokter segera mengganti hazmat,” demikian informasi konfirmasi dan klarifikasi dia. (ibl)