indoposonline.id – Sebanyak 72 lokasi penyekatan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di sekitar Jakarta telah didirikan. Namun demikian masih saja banyak warga yang nekat melakukan mobilitas melalui jalur alternatif yang bukan jalan utama (jalur tikus). Menanggapi hal ini Pangdam Jaya Mayjen TNI Mulyo Aji meminta masyarakat mendukung aturan dengan tidak membuka jalan “tikus” tersebut.
“Kami minta itu (buka jalur ‘tikus’) tidak dilakukan, apalagi bagi pekerja nonesensial dan nonkritikal yang hendak masuk Jakarta.” katanya saat meninjau Pos Penyekatan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/7), bersama Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Fadil Imran dan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti.
Mulyo mengaku melihat sebagian dari masyarakat yang seharusnya membantu aparat mengurangi mobilitas, justru membuka peluang jalan kecil menuju Jakarta.
“Justru mereka membuka peluang, seperti buka pintu jalan-jalan kecil,” kata Mulyo sambil mewanti-wanti akan juga memantau jalan-jalan kecil alternatif tadi.
Akibatnya, lanjut dia, Jakarta yang seharusnya menjadi pusat mengurangi mobilitas, kemudian banyak pengendara yang bisa masuk ke Ibu Kota.
Mulyo menyatakan pihaknya akan memberikan pemahaman kepada pengurus rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW), serta pengurus wilayah di perumahan untuk membantu menutup akses jalan bagi pengendara yang menuju Jakarta.
“Karena ini adalah demi kemanusiaan,” ujar jenderal TNI bintang dua itu.
Saat ini pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa dan Bali pada 3-20 Juli 2021.
Aturan itu diikuti Polda Metro Jaya dengan mendirikan 72 lokasi penyekatan dan pembatasan mobilitas warga di sekitar perbatasan, ruas jalan protokol dan tol dalam kota. (tim)