indoposonline.id – Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas Padang Dr. dr. Andani Eka Putra mengatakan, COVID-19 berbahaya, tetapi bukan penyakit yang mematikan.
“Tingkat kematian COVID-19 hanya dua persen, yang berbahaya adalah penyebaran yang cepat, sehingga bisa menyerang banyak orang,” katanya saat sosialisasi COVID-19 di Padang Aro, Sabtu (10/7).
Dia mengatakan, TBC jauh lebih mematikan dibandingkan COVID-19, yaitu mencapai lima persen, tetapi penyebaran COVID-19 lebih berbahaya karena sangat cepat.
Ia mengatakan, dengan tingkat kematian dua persen, kalau yang terkena 100 orang, maka dua meninggal, tetapi dengan penyebaran cepat, dan kalau positif dua juta, 60 ribu orang yang meninggal.
Menurut dia, yang paling menderita akibat pandemi COVID-19 ini adalah masyarakat karena ekonomi tidak bergerak. Oleh sebab itu, masyarakat harus beriringan dengan COVID-19 agar ekonomi bisa tetap tumbuh dan masyarakat tidak menderita.
“Jangan sampai karena pandemi masyarakat tidak makan dan yang paling efektif dalam membantu masyarakat adalah memberdayakan IKM,” ujarnya.
Dia menjelaskan pandemi akan selesai apabila masyarakat paham dengan COVID-19, yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan. Oleh sebab itu, upaya pemerintah untuk menghentikan penyebaran COVID-19 dengan cara patuhi protokol kesehatan dan menjalani vaksinasi.
Dia menambahkan kasus COVID-19 Sumbar naik saat sudah mencapai 28 persen dan 85 persen diantaranya COVID delta. Sekarang testing COVID-19 di Sumbar sudah kembali naik, yang sebelumnya hanya 2.500 sehari sekarang sudah di atas 3 ribu.
Sementara itu Bupati Solok Selatan Khairunas mengatakan dalam pekan depan minimal 20 ribu orang sudah diberikan vaksin COVID-19. “Saya minta wali nagari dan camat memberikan sosialisasi kepada masyarakat supaya target 20 ribu vaksin dalam sepekan ini tercapai,” ujarnya. (wsa/ant)