indoposonline.id – Pelatih Dayung Indonesia, Muhammad Hadris, mengevaluasi penampilan Melani Putri/Mutiara Rahma Putri yang tampil di nomor Lightweight Double Sculls (LWX2) Olimpiade 2020 Tokyo.
Menurut Hadris, jam terbang menjadi kendala bagi anak-anak latihnya untuk tampil kompetitif. Melani/Mutiara hanya mampu menempati peringkat ke-17 pada Final C (perebutan posisi 13-18) LWX2 di Sea Forest Waterway, Tokyo, Jepang, Kamis (29/7). Melani/Mutiara mencatat waktu 7 menit 25,06 detik. Hasil ini, dikatakan Hadris, lebih baik dibanding saat turun di babak repechage.
“Saat repechage, catatan waktu anak-anak 8 menit 03,19 detik. Jadi sekarang sebenarnya lebih baik. Mereka sudah berusaha maksimal untuk bisa memenuhi target masuk 16 Besar. Tetapi, Tunisia memang jauh lebih unggul,” kata pelatih Muhammad Hadris kepada Tim Media NOC Indonesia.
Menurut dia, potensi cabang olahraga dayung untuk meraih prestasi cukup besar. Untuk itu perlu dilakukan trainning camp (TC) di luar negeri untuk menambah jam terbang, sehingga nantinya dapat meningkatkan prestasi atlet dayung yang bakal turun di Olimpiade Paris 2024.
“Ke depan, kami perlu mengirimkan atlet menjalani TC di luar negeri. Jadi, mereka bisa lebih fokus dan bisa mengikuti berbagai event internasional,” harapnya.
Dia menilai hal ini panting bagi Melani/Mutiara. Karena mereka masih muda dan berpotensi tampil lagi di Olimpiade Paris. (bas)