Hongming merasakan negeri itu seperti penuh misteri. Masih asli. Seperti belum pernah tersentuh peradaban baru.
Visa habis, Agustinus pun kembali ke Beijing. Menyelesaikan kuliahnya. Begitu lulus ia langsung berangkat ke Afghanistan lagi. Kali ini ia lewat rute yang lebih rumit lagi: Beijing–Tibet–Nepal–India–Pakistan–Afghanistan.
Itu tahun 2006. Ketika India-Pakistan belum tegang lagi. Berarti Hongming menyeberangi perbatasan India-Pakistan di Wagah. Yang setiap sore dilakukan upacara militer yang lucu sekali itu. Yang saya juga tertawa-tawa menyaksikannya.
Kali ini Agustinus berbulan-bulan di Afghanistan. Dengan sangu hanya 300 dolar. Ia menyelami budaya lokal Afghanistan yang mengesankan. Terutama budaya kedai tehnya.
Boleh dikata kedai teh adalah pusat kebudayaan di sana. Agustinus sendiri menikmati budaya kedai teh itu. Di situ rakyat ngobrol tentang apa saja. Termasuk politik.
“Apakah kira-kira sama dengan kultur chaguan di Tiongkok lama?” tanya saya.
“Ya seperti itu. Tapi kedai teh di Afghanistan lebih seru. Siapa pun boleh sampai tertidur di situ,” ujar Hongming.