Tentu Agustinus lebih aman di sana, dibanding orang Hazaras yang Syiah. Agustinus memang bukan Islam tapi juga bukan Kristen, bukan Buddha, bukan Hindu, dan bukan pula Konghucu. “Saya orang bebas,” katanya.
Agustinus sulit percaya Taliban 2.0 akan sebaik yang diucapkan pemimpin mereka seusai menguasai ibu kota Kabul hari Minggu lalu. “Taliban berubah? Terhadap wanita? Belum ada bukti sama sekali,” katanya. “Hubungan antar suku di sana benar-benar sulit,” tambahnya.
Bagaimana dengan bentuk negara Emirat?
“Emirat itu mungkin hanya istilah. Bukan berarti gabungan emir-emir. Tidak ada emir-emir lokal di Afghanistan,” katanya.
“Bukankah ada pemimpin-pemimpin lokal yang sangat ditakuti di setiap gunung di sana?”
“Memang begitu. Tapi mereka bukan emir. Berbeda dengan di Emirat Arab,” katanya.
Bentuk negara Emirat itu, kata Hongming, mungkin hanya karena kepala negaranya akan disebut Emir, Amiril Mukminin –pemimpin kaum beriman.
Memang di masa Taliban 1.0 bentuk negara Afghanistan sudah disebut Emirat. Tapi, waktu itu, jelas bukan sebagai koordinator para emir di daerah. Itu mirip disebut kerajaan karena ada raja. Maka disebut Emirat karena pemimpin negaranya disebut Emir (Amiril Mukminin).