Charles mewarisi perusahaan perkapalan Meratus dari ayahnya, Hen Menaro –seorang pembina bulu tangkis beken di masa lalu. Atau dikenal juga dengan nama The Pek Siong.
Saya banyak belajar dari almarhum. Saya sering diajak ke villanya di Tretes. Di situ ia bercerita: jangan sampai bangkrut lagi.
“Bangkrut itu terhina sekali. Semua orang mengejek dan ikut menekan. Harga diri hancur,” katanya.
Maka ketika Meratus sudah bisa bangkit lagi Menaro terus berhemat. Pun ketika perusahaan sudah kembali menjadi yang terbesar. Ia tetap selalu naik pesawat kelas ekonomi.
“Kalau kelas ekonomi dibilang tidak enak, jauh tidak enak ketika bangkrut,” katanya.
Orang seperti Menaro selalu menjadi pengingat agar hidup tidak harus bermewah-mewah.
Sampai sekarang saya masih berhubungan baik dengan anak-anaknya. Saya lihat, belakangan, Charles memang sudah berani naik kelas bisnis, tapi perusahaan itu memang kian besar saja.
Semula saya tidak percaya bisa terjadi krisis kontainer. Tapi tidak hanya satu orang yang menemui saya. Beberapa pengusaha ekspor terus mengeluhkan hal yang sama. Saya pun menghubungi Charles. Ternyata Charles membenarkannya.