“Saya bangkrut lagi. Habis. Saya sampai hanya jadi karyawan di perusahaan kontraktor,” katanya. “Saya tertipu lagi,” tambahnya.
Tapi Wahyu masih punya kekayaan jaringan. Itulah yang membuat Wahyu bangkit. Ia bergabung dengan beberapa anak muda: membangun perusahaan digital development. Ia menjadi leader di situ.
Wahyu juga membangun rumah tangga: mengawini gadis Malang lulusan SMK jurusan boga. Ketika anak kedua lahir Wahyu merasa menemukan titik balik dalam hidupnya: software yang ia bangun mendapat pasar di luar negeri. Software analisis keuangan otomatis.
“Pesanan pertama dari Prancis,” katanya.
Sejak itu pesanan terus berdatangan. Dalam dua tahun terakhir Wahyu kebanjiran order.
“Berapa banyak order dari luar negeri selama dua tahun terakhir? Mencapai 50?” tanya saya.
“Lebih. 100 lebih,” jawabnya.
Wahyu tidak hanya menerima dolar. “Sering juga kami dibayar dengan bitcoin,” katanya. “Kami bisa dapat banyak untung dari bitcoin,” tambahnya.
Kini perusahaan digital development-nya sudah memiliki tim sebanyak 50 orang. Besar sekali untuk ukuran anak-anak muda.