indoposonline.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Bendungan Sidan di Kabupaten Badung, Bangli, dan Gianyar. Bendungan ini guna mendukung ketersediaan air baku di Bali sebagai destinasi wisata dunia.
Bendungan Sidan yang merupakan salah satu dari 65 bendungan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini ditargetkan rampung tahun 2023. “Dengan kapasitas 3,82 juta meter kubik, Bendungan Sidan akan menjadi sumber air baku bagi kebutuhan domestik dan pariwisata. Inipun masih kurang untuk memenuhi kebutuhan air baku Bali ke depan, sehingga direncanakan untuk membangun beberapa bendungan lagi. Termasuk Bendungan Tamblang di Kabupaten Buleleng yang saat ini juga sedang dikerjakan,” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.
Provinsi Bali sebagai destinasi wisata utama di Indonesia mengalami laju pertumbuhan wisatawan dan penduduk yang besar setiap tahunnya. Ini secara tidak langsung berdampak terhadap peningkatan kebutuhan air baku. Untuk itu, pembuatan tambahan tampungan air seperti bendungan bisa menjadi salah satu solusi permasalahan tersebut.
Pembangunan Bendungan Sidan dikerjakan oleh Konsorsium PT Brantas Abipraya (Persero) – PT Universal Suryaprima dengan kontrak senilai Rp809 miliar. Bendungan yang mulai dibangun Oktober 2018 tersebut, saat ini progres konstruksinya telah mencapai 76,7%.
Kepala Balai Wilayah Sungai Bali, Penida Maryadi Utama, mengatakan, pembangunan Bendungan Sidan yang dilaksanakan Balai Wilayah Sungai Bali Penida tersebut akan memberikan manfaat bagi konservasi air, dan pariwisata. Serta yang paling utama adalah penyediaan air baku sebesar 1,75 m3/detik untuk Kawasan Metropolitan Sarbagita, terutama Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kabupaten Tabanan.
Bendungan yang dibangun di atas lahan seluas 82,73 hektar tersebut juga memiliki potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) berkapasitas 0,65 MW.
Bendungan Sidan adalah bendungan tipe Zonal dengan Inti Tegak memiliki Panjang puncak 185 meter serta lebar puncak 8,5 meter yang sumber airnya berasal dari Sungai Ayung.
Bendungan berkapasitas tampung 3,82 juta meter kubik tersebut juga dilengkapi terowongan pengelak sepanjang 453 meter dengan diameter 5 meter. Ini berfungsi untuk pengendali banjir dari debit masuk sebesar 405,09 m/detik menjadi 138,20 m/detik debit keluar.