Ketika bom itu meledak, Akhundzada baru berhasil memimpin penumpasan kelompok ”Negara Islam Iraq” (bagian dari ISIS) di Afghanistan Timur.
Jadi, kalau Taliban 2.0 menyatakan anti ISIS tampaknya bukan sikap baru. Pemimpin mereka memimpin sendiri penumpasan basis ISIS. Dan ia sendiri nyaris jadi korban bom ISIS.
Apakah Akhundzada benar-benar masih hidup? Pers Barat sendiri masih yakin Akhundzada masih hidup. Bahkan sudah menyeberangi perbatasan Pakistan. Sudah menuju Kandahar, ”ibu kota” Taliban. Di Kandahar, Akhundzada bermarkas di suatu tempat rahasia.
Reputasi Taliban dalam menyembunyikan pemimpin tertinggi mereka sudah terkenal. Misalnya saat pemimpin tertinggi Taliban pertama, Mohammed Omar, meninggal dunia. Akibat TBC menahun. Publik baru tahu dua tahun kemudian. Tempat meninggalnya di sebuah rumah sangat miskin di sebuah gunung terpencil.
Besok atau lusa adalah hari penantian yang panjang. Taliban sendiri memang tidak menyangka begitu cepat menguasai Kabul. Menurut rencana, mereka hanya akan bertahan di luar kota Kabul. Lalu mengirim juru runding. Untuk menemui pemerintah. Mereka akan menegosiasikan kekuasaan.