IPOL.ID – Sejak dahulu teh dipercaya memiliki khasiat dalam mencegah kanker, mengendalikan diabetes, artritis, kegemukan, dan stroke. Meminum teh secara kontinu setiap hari untuk mempertahankan aktivitas antioksidan di dalam plasma darah.
Ada berbagai macam teh yang beredar di pasaran, seperti teh hijau, teh oolong, teh hitam, dsb. Teh hijau dibuat dengan cara memfermentasi daun teh. Teh oolong diproduksi dengan separo fermentasi. Teh hitam dibuat dengan cara fermentasi penuh. Sedangkan pu-erh tea dibikin dengan post fermented.
Ada juga rooibos tea yang biasa disebut teh merah Afrika Selatan. Teh tersebut memiliki kandungan antioksidan tinggi dan tidak mengandung kafein sehingga aman bagi ibu hamil dan menyusui.
Masyarakat juga mengenal teh putih yang menggunakan pucuk daun yang bahkan belum membuka. Biasanya, tanamannya dijauhkan dari sinar matahari langsung sehingga memang mempunyai bau dan rasa yang paling lembut.
Menurut Prof Dr apt Mangestuti Agil MS, Guru Besar dalam Bidang Botani Farmasi dan Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, secara umum, kesuburan dan kualitas tanaman bernama ilmiah Camellia sinensis dari suku Theaceae itu sangat ditentukan oleh lokasi penanaman, termasuk suhu, keasaman tanah, dan kelembapan.
Pada awalnya teh ditanam di kawasan Asia Selatan, namun kini teh sudah menyebar di seluruh Asia, Afrika, dan Timur Tengah. “Sekarang tiap negara juga memiliki teh kesukaan tersendiri. Teh hijau, misalnya, lebih banyak dinikmati warga di Jepang dan Tiongkok. Teh hitam dinikmati penduduk di negara Barat dan India,” ujar Mangestuti seperti diberitakan JawaPos.com, Sabtu (28/8) pekan lalu.
Khasiat di Balik Warna Hitam Teh
Sepertiga dari 4.000 kandungan zat biokatif pada daun teh itu adalah golongan polifenol, yaitu flavonoid. Senyawa flavonoid yang paling utama adalah katekin (catechin). Pada proses fermentasi, terjadi perubahan katekin menjadi teaflavin yang menyebabkan warna teh menjadi hitam.
Senyawa polifenol pada teh sudah terbukti secara ilmiah menunjukkan khasiat dalam mencegah kanker, mengendalikan diabetes, artritis, kegemukan, dan stroke.
Kandungan senyawa pada teh hijau dan teh hitam sama, tapi dengan jenis flavonoid yang berbeda. Dari hasil penelitian terbukti kandungan zat golongan polifenol pada teh putih dan teh hijau sama sehingga konsumen tinggal memilih rasa teh yang disukai.
Kandungan pada teh hijau termasuk yang memang istimewa dan cocok untuk mencegah berbagai penyakit bila diminum secara teratur. Manfaat teh hijau yang perlu diperhatikan adalah untuk pencegahan berbagai jenis kanker, misalnya kanker kolon, kanker payudara, kanker paru, dan kanker prostat. Aktivitas antikanker pada teh hijau, antara lain, merupakan kerja dari senyawa epigallocatechin gallate (EGCG).
Teh Sebagai Relaksasi
Salah satu anjuran dalam pola hidup sehat adalah relaksasi atau pengendalian stres. Riset membuktikan bahwa zat yang terkandung pada daun teh dapat menurunkan kadar hormon kortisol di dalam darah yang berperan pada pengendalian stres.
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa minum setengah cangkir teh setiap hari membantu menurunkan risiko depresi dan demensia atau pikun. Ternyata, khasiat tersebut disebabkan kandungan epigallocatechin gallate (EGCG) sebanyak 42 persen dalam teh yang diseduh dan teanin 3 persen.
EGCG dan teanin menciptakan perasaan lebih kalem, memperbaiki memori, dan meningkatkan konsentrasi. Untuk mendapatkan keadaan itu, ada syaratnya. Yaitu, minum teh harus dilakukan di tempat dan suasana yang membantu terjadinya keadaan rileks.
Pada teh hijau yang dicampur bunga melati asli, efek relaksasi makin kuat karena pengaruh minyak asiri dari bunga tersebut. Oolong tea yang berkualitas baik cocok diminum pada malam sebagai pengantar menuju istirahat yang baik.
Teh Sebagai Antivirus
Pada terbitan September 2020, Jurnal Evidence-Based Complementary and Alternative memuat artikel ilmiah tentang khasiat EGCG dan teaflavin. Melalui uji komputatif yang dilakukan peneliti dari Korea itu, dua zat kandungan pada teh hijau dan teh hitam itu terbukti efektif secara potensial menghambat aktivitas berbagai virus flu dan SARS CoV-2. Bagaimana kerjanya? Dua zat itu menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap SARS-CoV-2 3CL-protease, yaitu enzim yang berperan pada perbiakan virus. Kekuatan kerjanya tergantung dosis yang digunakan.
Sebuah penelitian menarik oleh peneliti dari Iran menyebutkan bahwa berkumur dengan teh hijau secara rutin menurunkan angka kejadian flu pada lansia dan anak. Flu biasanya disebabkan oleh virus.
Komsumsi Teh Teratur
– Siapkan sendiri minuman teh dari produk daun teh yang berkualitas baik. Bisa dari produk yang dijual di pasar atau supermarket.
– Seduh teh dengan air panas dan didiamkan beberapa menit.
– Bisa pula teh direbus dalam api sedang hingga mendidih.
– Lanjutkan pemanasan lima menit dalam api kecil.
– Minumlah secara teratur untuk mendapatkan manfaat bagi kesehatan.
(rob)