IPOl.ID- Para pekerja seks komersial (PSK) Afghanistan ketar-ketir. Pasalnya, pemerintah Taliban akan membuat daftar pelacur dan yang tertangkap akan dieksekusi di depan umum.
Dilansir dari The Sun, sumber keamanan mengatakan sebuah video yang menampilkan pelacur Afghanistan telah masuk ke situs porno khusus dan telah ditemukan oleh para jihadis.
Para pelacur yang tertangkap nantinya diperkosa beramai-ramai sebelum dipenggal, dirajam, atau digantung.
“Mereka berpura-pura mengutuk pornografi, tetapi menggali jauh ke dalam situs dewasa yang paling tidak jelas dan sangat tersembunyi untuk menemukan video yang menunjukkan rumah bordil Afghanistan. Dengan demikian mereka dapat mengidentifikasi dan membantai atau memperbudak wanita yang bekerja di dalamnya,” kata sumber tersebut.
Dia juga menambahkan, video menunjukkan penanda lokasi yang jelas dari rumah bordil. Maka dari itu, para pelaku seks ini sekarang dalam bahaya serius diculik atau dibunuh dengan cara yang paling mengerikan.
Sebelumnya, Pasukan Taliban secara brutal mengeksekusi dan menyiksa perempuan ketika mereka memerintah Afghanistan di tahun 1990-an.
Mereka telah melanjutkan taktik kejam mereka di daerah-daerah selama dua dekade terakhir, termasuk membunuh wanita karena berhubungan seks di luar nikah.
Pekerjaan seks di Afghanistan merupakan hal ilegal. Namun karena pendudukan sekutu di negara itu berlanjut, jumlah pria dan wanita yang menjual diri mereka untuk seks melonjak dengan alasan memenuhi kebutuhan.
Organisasi hak asasi manusia di Afghanistan mengatakan, ada ratusan pekerja seks yang berbasis di ibukota negara Kabul. Mereka mengatakan rumah bordil telah beroperasi di luar rumah teman, kedai kopi dan salon kecantikan.
Seorang pekerja seks yang enggan disebut namanya mengatakan, dia beralih ke prostitusi untuk membantu memberi makan lima saudara kandungnya setelah adik jatuh sakit. Wanita 20 tahun itu mengatakan dia melayani hingga tiga laki-laki setiap minggu dengan bayaran masing-masing sekitar Rp300.000.
“Saya berusia 13 tahun ketika ayah meninggal. Ibuku sudah lama sakit. Sebagai yang tertua, aku harus bertanggung jawab atas keluargaku. Saya mulai bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tetapi uangnya tidak pernah cukup,” katanya. (bas)