IPOL.ID – Banjir lagi di Kabupaten Katingan. Hujan deras yang mengguyur terus-menerus selama beberapa hari terakhir menyebabkan debit air Sungai Katingan dan Sungai Samba meluap. Hal ini memicu banjir di wilayah Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Rabu (8/9).
Berdasarkan pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Katingan, peristiwa banjir dipicu karena faktor cuaca. Beberapa wilayah di 13 kecamatan di kabupaten Katingan terendam banjir sehingga berdampak kepada 15.911 kepala keluarga (KK) atau 25.443 jiwa.
Selain itu, sebanyak 15.439 unit rumah, 67 unit tempat ibadah, 78 unit fasilitas pendidikan, 36 unit fasilitas kesehatan, 40 unit perkantoran, 19 pos PPKM, dan 794.100 hektare wilayah di kabupaten tersebut terendam air keruh.
BPBD Kabupaten Katingan mencatat wilayah yang terdampak meliputi Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Katingan Hulu, Kecamatan Petak Malai, Kecamatan Marikit, Kecamatan Sanaman Mantikei, Kecamatan Katingan Tengah, Kecamatan Pulau Malan, Kecamatan Tewang Sangalang Garing, Kecamatan Katingan Hilir, Kecamatan Tasik Payawan, Kecamatan Kamipang, Kecamatan Katingan Kuala, dan Kecamatan Mendawai.
Menurut laporan BPBD setempat, saat ini kondisi di jalan lintas provinsi-kabupaten masih tidak bisa dilewati untuk kendaraan roda empat. Ruas jalan masih digenangi banjir.
Saat banjir melanda, BPBD Katingan segera melakukan upaya penanganan darurat, seperti penyelamatan dan evakuasi warga. Mereka juga mendirikan tenda pengungsian sementara di empat titik, yakni dua unit tenda di Kelurahan Kasongan Lama, satu unit di Desa Banut Kalanaman, dan satu unit tenda di Desa Petak Bahandang, Kecamatan Tasik Payawan.
Distribusi bantuan pangan dan kebutuhan nonpangan ikut digelontorkan. BPBD dan instansi setempat membagikan bantuan berupa selimut dan tikar kepada warga yang sementara ini tengah mengungsi.
Kepala Bidang Pencegahan BPBD Kabupaten Katingan, Andi B Baron mengungkapkan, total pengungsi saat ini sebanyak 112 jiwa.
“Untuk data sementara, total pengungsi sampai saat ini yang tersebar di titik pengungsian sebanyak 112 jiwa. Pendataan akan terus kami lakukan dan kemungkinan masih bertambah,” ujar Baron kepada awak media, Rabu (8/9).
Menurut dia, kebutuhan pangan dan nonpangan para pengungsi hingga saat ini sudah terpenuhi. Kendala yang dihadapi saat ini adalah mobilisasi pengiriman makanan dan kebutuhan lainnya ke tempat pengungsi sedikit terhambat dikarenakan akses jalan masih susah dilewati.
Hingga kini, Pemerintah Kabupaten Katingan menetapkan status tanggap darurat banjir, yang berlaku pada 24 Agustus hingga 23 September 2021.
Guna mengantisipasi adanya banjir susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca, BPBD Kabupaten Katingan melaksanakan fungsi koordinasi dengan lintas terkait seperti camat, unsur TNI, Polri serta kepala desa di tiap-tiap wilayah.
Di samping itu, Tim BPBD Kabupaten Katingan terus memantau perkembangan di lapangan serta mengimbau kepada masyarakat agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Warga juga diminta siapsiaga untuk mengamankan anggota keluarga, termasuk harta benda.
Masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap aliran listrik dari kabel yang terendam air. Tak lupa, protokol kesehatan perlu ditingkatkan guna mencegah penyebaran Covid-19, khususnya di area pengungsian.
Sementara itu, aparat BPBD Kabupaten Buru terus melakukan pendataan warga yang terdampak banjir dan angin kencang di wilayahnya. Tercatat sebanyak 62 unit rumah terdampak atas kejadian ini. Selain terdampak pada rumah, peristiwa ini juga berdampak pada fasilitas umum seperti masjid, kantor dan bangunan Sekolah Dasar (SD) serta beberapa areal persawahan warga juga ikut terendam.
“Banjir yang menggenangi permukiman penduduk sebanyak 62 unit rumah dan fasilitas umum lainnya,” sebut Hadi, Kalaksa BPBD Kabupaten Buru, Rabu (8/9).
Hujan dengan intensitas tinggi memicu terjadinya banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Buru pada Selasa (7/9) kemarin. Sebanyak tiga desa terdampak kejadian ini yakni Desa Namlea yang terletak di Kecamatan Namlea, Desa Pela di Kecamatan Batabyal, dan Desa Waekasar di Kecamatan Weapo.
Hujan yang disertai angin kencang juga mengakibatkan beberapa pohon tumbang yang menutup ruas jalan Pilar dan Kompleks SD 1 Namlea. BPBD Kabupaten Buru segera menerjunkan personil ke lokasi kejadian untuk melakukan pemotongan batang pohon yang menutupi ruas jalan, sehingga dapat dilalui warga sekitar.
Upaya pengurangan debit air dilakukan dengan menggunakan pompa air untuk dialirkan ke daerah yang rendah.
Hadi menambahkan, kondisi saat ini dilaporkan banjir perlahan mulai surut. Selain itu, pihaknya juga sudah memberikan bantuan logistik berupa beras dan mi instan bagi warga yang terdampak banjir.
Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengamati ada pembentukan dua bibit Siklon Tropis yaitu Siklon Tropis Chantu dan Conson. Kedua siklon tropis ini dapat menyebabkan potensi dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, khususnya bahaya angin kencang maupun angin puting beliung. Fenomena cuaca ini dapat terjadi saat hujan berlangsung maupun saat pergantian musim. (ibl)