IPOL.ID – Tahanan Palestina yang sempat berhasil membobol penjara berkeamanan maksimum Israel disiksa dan mengalami pelecehan sejak ditangkap kembali oleh polisi Zionis.
Untuk diketahui, Senin lalu, enam tahanan Palestina yang berhasil melarikan diri dari penjara dengan keamanan tinggi Penjara Gilboa, meninggalkan rasa malu Israel dan kemenangan di Palestina.
Namun empat dari enam tahanan itu telah ditangkap. Pengacara dari dua orang yang ditangkap mengungkapkan klien mereka diperlakukan buruk oleh Israel.
“Mohammed al-Arda dipukuli dan disiksa (setelah ditangkap kembali), menurut pengacaranya Khaled Mahajneh,” ungkap Komisi Palestina untuk Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan (CDA) dilansir Al Araby, Kamis (16/9).
CDA menambahkan, Mahajneh juga mengungkap bahwa al-Arda tidak diizinkan tidur lebih dari 10 jam sejak ditahan lagi, dan dikurung di sel kecil. Kliennya juga tidak diberi makan dan baru makan untuk pertama kalinya kemarin.
Mahajneh mengklaim tahanan pelarian itu terluka di sekujur tubuhnya saat keamanan Israel mengejarnya. Tetapi sampai sekarang belum menerima perawatan. Dia bahkan diserang secara fisik selama penangkapannya kembali.
“Kamu tidak pantas untuk hidup. Kamu pantas bagiku untuk menembakmu di kepala,” seorang penyelidik kepada Mohammed, kata pengacaranya.
“Tahanan menolak tuduhan yang dia hadapi dan tetap diam meskipun ada semua siksaan dan upaya untuk menekannya. Dia menjawab penyelidik pendudukan yang tidak melakukan kejahatan,” tutur Mahajneh.
Tahanan lain yang juga sempat melarikan adalah Zakaria al-Zubaidi. Tahanan dengan profil tinggi itu telah bertemu dengan pengacaranya, Avigdor Feldman, pada Rabu sore.
Saat ditangkap kembali, eks Komandan Brigade Syuhada al-Aqsa itu diduga diserang, menyebabkan dua tulang rusuk dan rahangnya patah.
“Dia dibawa ke rumah sakit Israel karena luka-lukanya tetapi hanya dirawat dengan obat penghilang rasa sakit,” kata Feldman yang dikutip CDA.
Sang pengacara menyebut Zakaria al-Zubaidi tidak ikut dalam penggalian. Tahanan pindah ke kamar enam tahanan itu yang berhasil kabur sehari sebelum mereka pergi melalui terowongan yang penggaliannya memakan waktu hampir satu tahun.