“Seringkali kita mendengar di pemberitaan kalau PT. Krakatau Steel mengalami kerugian. Kehadiran pabrik HSM 2 ini dapat menjadi kunci yang tepat bagi Krakatau Steel sendiri untuk membuktikan kepada masyarakat Indonesia bahwa komoditi baja di Indonesia telah bangkit,” ujar Akbar dalam acara peresmian pengoperasian pabrik pengolahan hot strip mill (HSM) 2 milik PT Krakatau Steel pada Rabu (22/9).
Akbar menyampaikan bahwa produksi baja dalam negeri perlu ditingkatkan agar semua pembangunan infrastruktur dan segala proyek konstruksi yang dimiliki swasta dapat dicukupi sepenuhnya oleh industri asli Indonesia dan tidak perlu bergantung terus menerus dari impor. Belum lagi ditambah target pemerintah untuk meningkatkan produksi industri otomotif di Indonesia, sehingga Krakatau Steel dan perusahaan baja lainnya memperoleh peran penting
“Tahun lalu, nilai impor baja pada kuartal IV-2020 sebesar USD 764 juta. Fakta ini membuat impor besi dan baja berada di peringkat ketiga sebagai komoditi impor terbesar sejak tahun 2019. Namun kondisi tersebut menjadi berbeda di tahun 2021. Walau pada kuartal ke-I nilai impor tetap naik sebesar 19 persen, namun kondisi tersebut dapat diimbangi dengan nilai ekspor yang besar. Karena itu, saya optimis pabrik HSM 2 ini dapat membawa Krakatau Steel lepas dari jurang kerugian yang berlarut-larut,” kata Akbar.