Menurut Akbar, prospek yang sangat besar dari adanya pabrik HSM 2 ini tentunya membutuhkan infrastruktur pendukung yang dapat membantu jalannya ekspor dan lintas perdagangan lainnya bagi komoditi baja Indonesia menjadi lebih optimal. Salah satunya yaitu dengan melibatkan peran pelabuhan.
“Krakatau International Port di bawah naungan PT. Krakatau Bandar Samudera dan telah dikenal sebagai pelabuhan dry port terbesar di Indonesia memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dalam menunjang operasional perdagangan baja via jalur maritim. Fasilitas tersebut mulai dari Integrated Warehouse, Bonded Logistic Center, Jetty Management, dan lain-lain,” ungkap Akbar
Akbar berharap dengan resminya pabrik HSM 2 Krakatau Steel ini dapat mempercepat proses pembangunan infrastruktur yang ditargetkan oleh pemerintah dan membawa industri baja nasional menjadi salah satu kontributor utama bagi pertumbuhan ekonomi. Sehingga keberhasilan sektor tersebut tentunya juga akan berdampak positif pada sektor-sektor lainnya, khususnya konstruksi dan transportasi. (rob)