IPOL.ID – Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Jenderal Mark Milley mengaku merasakan “kepedihan dan kemarahan” serta emosi yang campur aduk setelah AS menarik pasukan dari Afghanistan, termasuk upaya evakuasi yang menelan korban 13 tentara.
Hampir 2.500 orang Amerika tewas dalam perang AS terlama itu, termasuk 13 tentara yang menjadi korban serangan bom bunuh diri oleh ISIS di luar bandara Kabul pekan lalu.
Banyak dari mereka masih bayi ketika serangan 11 September 2001 terjadi di AS dan kemudian memicu konflik di Afghanistan hampir 20 tahun yang lalu.
Taliban, yang digulingkan Amerika dari kekuasaan lalu berjuang selama dua dekade, mengambil alih negara itu bulan lalu setelah militer Afghanistan yang dilatih AS porak poranda.
“Kepedihan dan kemarahan saya sama seperti keluarga yang berduka, sama seperti para prajurit yang berada di lapangan,” kata Jenderal Mark Milley.
Dia berbicara kepada wartawan untuk pertama kali sejak militer AS menyelesaikan penarikan pasukan pada Senin.
Di awal pembicaraan Milley mengatakan: “Tidak kata-kata yang bisa disampaikan oleh saya atau menteri pertahanan atau presiden atau siapa saja untuk membawa kembali mereka yang telah gugur.”