Diketahui, kompetisi cabor beladiri selalu rentan masalah, tak terkecuali saat dipertandingkan di PON. Demikian juga dengan gulat.
Pertandingan gulat di tiga PON terakhir rawan persoalan, sebagian karena keputusan wasit yang menimbulkan ketidak-puasan satu pihak. Keributan atau kerusuhan yang terjadi di arena pertandingan seringkali disebabkan oleh keputusan wasit yang dinilai subyektif.
Perihal keputusan wasit yang subyektif itu juga disampaikan Technical Delegate (TD) gulat PON XX Papua, Yahya Madjid. Dalam dialog dan pembekalan kepada perangkat pertandingan, Rabu (29/9) siang, Yahya Madjid mengisyaratkan jika dulu sering ada keputusan wasit yang “diperjual-belikan”.
“Menjadi tekad kita bersama jika hal itu tidak terulang lagi, atau terjadi di kompetisi gulat PON XX Papua ini,” tegas Yahya Madjid dalam dialog virtual yang juga diikuti oleh Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PGSI, Gusti Randa.
Pada kesempatan itu Gusti Randa secara khusus meminta jajaran perangkat pertandingan, dalam hal ini panitia pelaksana (panpel), dengan senantiasa menjadi contoh dalam penerapan protokol kesehatan untuk menghindari penularan Covid-19.