Gas yang terperangkap lalu dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler atau bejana penghasil uap untuk disalurkan sebagai sumber penggerak turbin atau langsung dimanfaatkan untuk sterilizer atau pemasak buah sawit.
“Selama ini operasional boiler kita menggunakan pembakaran cangkang. Nah, dengan PTBg ini, maka cangkang yang awalnya untuk pembakaran bisa sebagai diversifikasi bisnis dan menjadi income baru perusahaan,” ujarnya.
Lebih jauh, ia mengatakan keberadaan empat PTBg tersebut melengkapi dua pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) yang telah terlebih dahulu berdiri di dua pabrik PTPN V, yakni PLTBg Tandun dan Terantam.
PLTBg Tandun beroperasi sejak 2012 silam. Keberadaan PLTBg berkapasitas 1,6 MW itu berhasil menekan cost biaya solar mencapai Rp5,8 miliar pertahun. Selain itu, sepanjang 2020 lalu PLTBg Tandun juga berkontribusi penambahan insentif International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) sebesar Rp9,4 miliar.
Begitu juga dengan PLTBg Terantam yang diresmikan awal 2020 lalu turut menyumbang penghematan hingga Rp1,6 miliar sepanjang semester pertama 2021 ini. Selain itu, PLTBg Terantam turut berkontribusi penambahan insentif Rp4,8 miliar dari ISCC.