Setelah diselidiki ketahuan: di jenazah korban mengandung terlalu banyak formalin. Sumbernya dari minuman berkhasiat asal Indonesia itu.
Para pengusaha walet tahu: yang mencampur formalin itu pedagang dari (sedih) Surabaya.
Sejak itu sarang burung dari Indonesia masuk daftar hitam. Ekspor pun macet. Harga sarang burung nyungsep. Dari Rp 22 juta/kg menjadi tinggal Rp 2 juta.
Kebangkrutan massal melanda dunia bisnis sarang burung. Si pengusaha Surabaya tiba-tiba meninggal dunia. Namanya diucapkan oleh semua pemilik sarang burung walet Indonesia, yang Sabtu lalu berkumpul di rumah saya.
Mengapa perbuatan tercela itu sampai dilakukan?
Ternyata punya tujuan ganda. Pertama bisa membuat kulit sarang burung menjadi glowing. Kedua, yang lebih jahat itu tadi: agar bobotnya naik.
“Dengan menambahkan formalin beratnya bisa naik 20 persen,” ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Peternak Sarang Burung Walet Indonesia Jatim Dr Wahyudin Husein, SH, MH.
“Kalau harga satu kilogram Rp 22 juta, tambahan itu sudah bernilai Rp 4,4 juta,” tambahnya.