Selain itu, status mutu air sungai pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung mengalami penurunan mutu berdasarkan peningkatan jumlah lokasi dengan status mutu cemar berat atau cemar sedang.
Bahkan pada periode 3 (Juli, Agustus, September) tahun 2019, lokasi pemantauan dengan kondisi cemar berat mencapai 96 persen. Namun pada periode pemantauan terakhir pada bulan Oktober, November, dan Desember 2019, lokasi dengan status mutu cemar berat mengalami penurunan sebesar 32 persen, menjadi cemar sedang atau cemar ringan. Hasilnya, status mutu cemar berat ada di angka 64 persen.
Perihal DAS Ciliwung di Jakarta Pusat, jaringan sungai Krukut memiliki IP terendah 7,73 dan menyentuh angka maksimum sebesar 29,55. Pada laporan Pemantauan Kualitas Lingkungan Air Sungai Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020, kondisi kecenderungan cemar besar di jaringan sungai Krukut terjadi sejak 5 tahun terakhir.
Mustika menjelaskan, sumber limbah domestik seperti bakteri koli tinja menjadi sumber dominan pencemaran sungai.
“Yang dominan adalah dari sumber domestik pastinya ya, seperti bakteri koli tinja sih yang memprihatinkan dari kualitas air sungai di DKI saat ini,” ungkap Mustika. (ibl)