IPOL.ID – Perdagangan komoditi batubara sejak awal 2021 terus menjadi salah satu yang top dalam bidang energi. Di tengah maraknya aksi beberapa negara maju dan lainnya mengusung energi non-karbon, batubara tetap dapat mempertahankan eksistensinya. Akan tetapi, posisi yang menguntungkan tersebut membuat batu bara rentan terdampak efek ambil untung (profit taking).
Direktur utama PT Batulicin Nusantara Maritim (BNM), Yuliana menyampaikan bahwa di awal September yang lalu, nilai saham PT BNM mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat efek dari profit taking tersebut. Tercatat akhir Agustus perusahaan dengan kode saham BESS tersebut berada pada posisi Rp 760 dan turun menjadi Rp 690 di tanggal 3 September.
“Dari kami sendiri hal tersebut dapat dimaklumi karena harga batubara terus menggila dan para investor pun langsung mengambil keuntungan tersebut. Selain itu, mengapa banyak dari mereka melakukan profit taking yaitu disebabkan kekhawatiran adanya penurunan demand batubara ini akibat upaya Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk mencari alternatif energi baru yang ramah lingkungan,” ujar Yuliana dalam keterangannya, Kamis (23/9).