Keenam, pertumbuhan ekonomi masih akan rendah pada 2021, sedangkan 2022 diprediksi lebih rendah dari 2021. Namun, hal ini membawa peluang masih ada sektor-sektor yang mempunyai prospek baik. Tantangan terakhir, digitalisasi ekonomi akan terjadi di berbagai sektor, dan membutuhkan perubahan dalam berbagai hal. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk membangun aplikasi yang sesuai, serta kecanggihan infrastruktur teknologi.
“Maka itu, diperlukan infrastruktur yang memadai dan SDM yang mampu adaptif. Untuk mendukung digitalisasi yang semakin besar peluang pekerjaan baru dan investasi di sektor teknologi,” ungkap Aviliani.
Menurut dia, sepanjang 2008-2019, terjadi gejolak ekonomi dunia yang bersumber dari sektor keuangan, energi, maupun perdagangan. Krisis tersebut tidak begitu nyata menekan sisi permintaan dan penawaran. Namun, jika tidak disikapi oleh para pengusaha dan regulator, maka krisis ekonomi akan terjadi berkepanjangan.
Dalam paparannya, Aviliani menyebutkan, sejumlah sektor yang mengalami pemulihan dalam waktu yang cepat antara lain, sektor informasi dan telekomunikasi, industri makanan dan minuman, jasa kesehatan, pendidikan, agrikultur dan peternakan, serta air bersih.