IPOL.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan Indonesia menjadi pusat industri halal pada 2024 mengingat potensi besar pasar produk halal di tanah air.
“Indonesia berpotensi sebagai pusat industri halal dunia sekaligus kiblat industri fesyen dunia. Saya targetkan tujuan tersebut dapat tercapai pada tahun 2024,” ujar Presiden Jokowi saat membuka secara daring Trade Expo Indonesia (TEI) Digital Edition di Jakarta, Kamis.
Presiden mengutip laporan ekonomi State of Global Islamic pada 2021 yang menyebutkan belanja warga muslim dunia mencapai lebih dari USD2 triliun. Belanja masyarakat muslim tersebut terdiri dari berbagai sektor, yakni makanan, fesyen, kosmetik, farmasi, hingga sektor rekreasi atau pariwisata.
“Tentunya ini merupakan peluang yang harus kita manfaatkan,” kata Presiden.
Jokowi mengapresiasi TEI Digital Edition kali ini menghadirkan festival fesyen muslim dan forum halal. Hal itu akan mendorong pengembangan pasar produk halal dari Indonesia ke dunia.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan ekspor produk halal dari Indonesia mencapai USD6 miliar atau setara dengan peringkat ke 21 dunia. Sedangkan, untuk ekspor fesyen muslim diperkirakan sebesar USD4,1 miliar atau setara dengan 13 besar di dunia.
Dalam TEI, Indonesia mempromosikan produk halal dan fesyen muslim Indonesia dengan menyediakan platform khusus bagi produk-produk halal Indonesia. Terdapat juga Jakarta Muslim Fashion Week yang akan dilaksanakan secara bersamaan dengan TEI.
“Hal ini kami lakukan sebagai upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dan kiblat mode bagi industri fesyen muslim dunia,” ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dikutip Antara.
Ekonomi Digital
Pada bagian lain, Mendag Lutfi memproyeksikan kontribusi ekonomi digital terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia meningkat pesat pada 2030 mendatang. Yakni mencapai 18 persen.
“Pada tahun 2030 kontribusi ekonomi digital akan mencapai setidaknya 18 persen dari PDB. Sementara pada tahun 2020 lalu ekonomi digital Indonesia berkontribusi 4 persen terhadap PDB kita,” ungkapnya dalam acara peluncuran PATRIOT (Program Akselerasi TRansaksI Online pemerinTah) oleh Grab-OVO).
Mendag Lutfi menerangkan, tingginya proyeksi kontribusi ekonomi digital terhadap PDB tersebut tak lepas dari terus meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia. Saat ini, sekitar 197 juta orang penduduk Indonesia telah memiliki akses terhadap internet.
“Dan akan bertumbuh berkembang menjadi 250 juta orang pada tahun 2050,” terangnya.
Oleh karena itu, sejak awal tahun 2021 ini, Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk memprioritaskan akselerasi dan transformasi digital di sektor perdagangan.
Beberapa program sudah berjalan mulai dari membantu para pelaku UMKM untuk on boarding ke platform digital.
“Kemudian, ada program digitalisasi di pasar rakyat. Hingga penataan kebijakan e-commerce yang berkeadilan,” tambahnya. (tim)