IPOL.ID – Siloam Hospitals Kebon Jeruk resmi membuka Siloam Digestive Center Sabtu, (23/10). Klinik tersebut untuk mengeduakasi dan konsultasi pasien dan keluarga seputar masalah pencernaan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Hardianto Setiawan mengatakan, pihaknya dapat menangani masalah pencernaan serius melalui tindakan endoskopi dan tindakan Transanal Minimally Invasive Surgery for Colorectal, termasuk colon resection (CA colon).
”Tindakan minimally invasive colon resection merupakan tindakan bedah melalui tiga lubang kecil dengan melakukan sayatan sepanjang 2-3 cm. sehingga pembedahan ini memiliki bekas luka yang minim dan masa penyembuhan pasca pembedahan di rumah sakit lebih singkat,” katanya, Sabtu (23/10).
Menurutnya, Siloam Digestive Center beroperasi Senin-Sabtu, pukul 10.00 WIB s.d. 17.00 WIB.
Dijelaskannya, gangguan pencernaan merupakan masalah yang terjadi pada salah satu atau lebih dari satu organ pencernaan secara bersamaan. Sistem pencernaan manusia terdiri dari sejumlah organ, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, hingga anus.
”Ada banyak penyebab gangguan pencernaan bisa terjadi. Mulai dari pola makan yang salah, gaya hidup tidak sehat, hingga munculnya tanda dan gejala penyakit tertentu,” ungkapnya.
Pada skala ringan, gangguan pencernaan dapat muncul dan hilang dengan sendirinya atau setelah mengonsumsi obat. Namun, pada tingkat lebih tinggi, gangguan pencernaan harus diwaspadai karena bisa menyebabkan masalah lebih serius di sistem pencernaan. Dua gangguan pencernaan paling umum ditemui adalah penyakit batu empedu dan kanker usus besar.
Hardianto mengatakan, penyakit batu empedu merupakan gangguan pencernaan yang kerap ditemukan, namun sering tidak disadari. Penyakit batu empedu atau cholelithiasis adalah penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami sakit perut mendadak. Akibat adanya batu di dalam kantong empedu.
”Kantong empedu merupakan organ dalam di sisi kanan perut tepat berada di bawah hati. Kantong tersebut memiliki fungsi menyimpan cairan empedu, nantinya akan dilepas ke usus kecil dan membantu proses pencernaan,” ungkapnya.
Umumnya, batu empedu terbentuk akibat endapan kolesterol tinggi disertai bilirubin yang menumpuk dalam kantong empedu. Beberapa faktor seperti pola makan tidak sehat, diet tinggi kolesterol, genetik, usia, dan kondisi medis tertentu dapat memicu terjadinya penyakit ini.
“Penyakit ini dapat dijumpai pada pria dan wanita, tetapi umumnya perempuan lebih banyak mengalami daripada pria, terutama pada usia lebih dari 40 tahun. Penyakit batu empedu perlu ditangani dengan cepat dan tepat. Jika tidak, kondisi batu empedu dapat memicu terjadinya sejumlah komplikasi serius yang berbahaya”.
“Dalam kasus yang parah, batu empedu bisa mengancam jiwa karena dapat menyebabkan pankreatitis atau kanker kantong empedu,” ujar Hardianto.
Sementara itu, Dokter Spesialis Bedah Digestif Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Wifanto Saditya Jeo menjelaskan, gangguan saluran pencernaan lainnya yang kerap ditemukan dan dapat terjadi pada siapa aja adalah kanker usus besar.
”Secara umum, kanker usus besar adalah kanker yang terjadi pada usus besar dan ditandai dengan tumbuhnya benjolan yang tidak terkendali,” ungkapnya.
Menurutnya, kanker usus besar sering kali tidak menimbulkan gejala di awal. Maka itu, kesadaran akan bahaya kanker usus besar perlu diketahui sejak dini agar dapat dicegah dan ditangani dengan cepat dan tepat.
“Kanker ini berisiko terjadi pada segala usia, baik kelompok muda maupun tua serta bisa menyerang pria dan perempuan. Pada kelompok usia muda, biasanya disertai gejala yang lebih buruk,” tukas Wifanto.
Gejala awal kemunculan kanker usus besar ditandai dengan adanya benjolan kecil jinak berupa polip, dalam perkembangannya dapat bertransformasi menjadi ganas. Gejala lain yang dapat dialami antara lain gangguan buang air besar (BAB) yang mengeluarkan darah, sembelit, atau diare tanpa sebab yang jelas.
Wifanto mengatakan, gejala tersebut memang mirip dengan gejala penyakit ambeien. ”Untuk itulah jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat,” katanya.
Selain itu, sering kali juga diikuti dengan rasa sakit pada perut, mudah lelah, dan menurunnya berat badan. Gangguan pencernaan dapat terjadi pada siapa pun tanpa mengenal jenis kelamin dan usia, karena itu sangat penting memiliki pola hidup sehat agar kesehatan pencernaan tetap terjaga.
Menurut Wifanto, pola hidup sehat yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit saluran cerna antara lain mengonsumsi makanan bernutrisi atau berserat. ”Kurangi makan daging merah atau olahan, rajin berolahraga, tidak merokok, hindari minuman beralkohol, serta lakukan skrining secara rutin,” ujarnya. (ibl/msb)